Jombang, Lintaspena.id – DPW Barikade Gus Dur Jatim menggelar apel kebangsaan dalam rangka memperingati Hari Lahir KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 7 September 1940 – 30 Desember 2009 di lapangan terbuka Ponpes Tebuireng Jombang Jalan Irian Jaya no 10 Cukir Kecamatan Diwek Jombang, Kamis (7/9/2023).
Apel kebangsaan barikade Gus Dur dilaksanakan untuk mengenang perjuangan Gus Dur serta memperingati hari lahir Gus Dur 7 September 1940 – 30 Desember 2009 guna Menjaga Toleransi, Menolak Radikalisme Menuju Indonesia Maju,
Hadir dalam acara Forkopimda Kabupaten Jombang yang mewakili, Forkopimcam Kecamatan Diwek, para Kyai dan ulama se Jawa Timur, dewan pengurus pusat barikade Gus Dur Rahmat Sudarso, dan peserta apel lainnya.
Ketua DPW Barikade Gus Dur Jatim, Ahmad Arizal sebagai pembina upacara Apel Kebangsaan Barikade Gus Dur Peringatan Hari Lahir KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengatakan Apel kebangsaan ini dihadiri kurang lebih 1500 peserta apel dari berbagai Daerah di Jawa Timur.
“Alhamdulillah, kami atas nama DPW barikade Gus Dur Jawa Timur mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan dukungan dari berbagai elemen untuk terselenggaranya acara ini dan berjalan damai dan sukses, kita bersama merapatkan barisan dalam satu naungan barikade Gus Dur untuk meneruskan perjuangan Gus Dur,” ucapnya saat menjadi pembicara upacara apel kebangsaan.
“kita selalu ingin meneruskan perjuangan Gus Dur yang belum tercapai, dan bersama-sama mengawal demokrasi Indonesia sukses dan damai dengan Tetap menjaga perdamaian jangan sampai terprovokasi oleh isu-isu yang berkembang yang akan memecah belah umat dan bangsa, Kami serukan untuk tetap berangkulan agar keamanan dan keutuhan NKRI tetap terjaga” imbuhnya.
Bendahara DPW barikade Gus Dur Jawa Timur H. Asmawi Munilam, S.Pd saat ditemui awak media mengatakan bahwa acara dipusatkan di Jombang yang menjadi basis Gus Dur. Barisan apel nantinya akan di bawah komando masing-masing komandan kompi.
“Untuk tertibnya acara, barisan apel dikomandoi oleh masing-masing komandan kompi yang terdiri dari:
Kompi 1 sampai kompi 5 yang terdiri dari barisan barikade Gus Dur Mojokerto, Malang, Surabaya, Madura dan wilayah lain se Jawa Timur, ada pasukan hantu Laut, barisan para Srikandi Gus Dur dan para muda mudi pendukung Gus Dur.
Setelah apel kebangsaan agenda dilanjutkan doa, tahlilan/istiqosah dan ditutup dengan tauziah oleh Putri Gus Dur bernama’ Zannuba Ariffah Chafsoh’ atau lebih akrab di sapa dengan Yenny Wahid memberikan penjelasan tentang kekeliruan masyarakat yang menganggap hari lahir Gus Dur Pada tanggal 4 Agustus itu adalah salah, bahwa sebenarnya hari kelahiran Gus Dur ada dua versi.
“Hari lahir Gus Dur itu sangat mesterius ada dua versi yang bilang 4 Agustus tapi aslinya 7 September, dicatatnya 4 Ruah tetapi di KTP tercatat 4 Agustus, tetapi aslinya 7 September, seperti tepat saat ini pada tanggal 7 September kita bersama berkumpul dan dipertemukan dalam acara ini,” ujar mbak Yeni.
“Terimakasih kepada semuanya atas terselenggaranya acara ini, yang muda-muda hatinya tetap tergerak untuk memperingati ketauladanan Gus Dur, ini saya menyampaikan pesan lewat tembang ROSO pang ROSO yaitu hakikat kehidupan tentang hubungan antara yang maha kuasa dan makhluk-makhluk Nya, antara yg diciptakanNya, antara akal dan hati.
Gus Dur ketika memimpin itu memimpin dengan hati untuk kepentingan masyarakat, yang artinya harus berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat/rakyat. Kebijakan Gus Dur bukan untuk kepentingan diri sendiri namun hanya untuk kepentingan masyarakat banyak. Alhamdulillah kita semua disatukan dengan kecintaan kita kepada Gus Dur,” Pungkasnya. (Rtw/Mac)