BRIN dan Diaspora Indonesia Bahas Peluang Kolaborasi Global dalam Riset dan Inovasi

Jakarta, (17/04/2025) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan pertemuan virtual strategis bersama perwakilan organisasi diaspora Indonesia, IDN Global dan PPI Dunia, untuk membahas potensi kolaborasi dalam bidang riset, pengembangan sumber daya manusia, dan keamanan siber. Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam menjalin sinergi antara ekosistem riset nasional dan komunitas diaspora Indonesia di mancanegara.

Pertemuan dibuka oleh Budi Prawara, Kepala Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN, yang memperkenalkan struktur dan program BRIN, termasuk program mobilitas dan pendanaan riset terbuka sepanjang tahun. BRIN, yang kini menaungi 85 pusat riset dengan lebih dari 10.000 peneliti aktif, berkomitmen untuk memperluas kolaborasi lintas negara melalui kemitraan dengan mahasiswa dan profesional diaspora.

“Kami melihat pentingnya keterlibatan diaspora Indonesia dalam mendorong riset strategis, seperti kecerdasan buatan, data besar, bioinformatika, hingga teknologi bawah air,” ujar Budi Prawara.

Dari pihak diaspora, Salut Muhidin dari IDN Global memberikan paparan mengenai organisasi yang membentang di hampir 50 negara ini. Ia menyoroti peran IDN Global dalam digitalisasi desa, diplomasi budaya, hingga program pemberdayaan masyarakat migran. Salut juga menekankan pentingnya mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota cerdas dan berkelanjutan, dan menyebut bahwa Kongres IDN Global 2025 akan difokuskan pada hal tersebut.

Nathalia dari IDN Global menambahkan bahwa organisasinya juga bergerak di bidang sosial, termasuk menyediakan konseling kesehatan mental gratis dan seminar pendidikan bagi anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja ke luar negeri.

Sementara itu, Andre Septiyanto dari divisi pendidikan IDN Global menggarisbawahi pentingnya menjajaki kolaborasi di bidang cybersecurity dan riset farmasi. Ia juga menyampaikan komitmen untuk menjembatani komunikasi antara komunitas diaspora dan institusi nasional terkait pengembangan kapasitas dan keamanan informasi.

Pertemuan turut dihadiri oleh perwakilan dari PPI Dunia, termasuk Abiyan, yang mengusulkan penyelenggaraan webinar bersama antara diaspora dan BRIN, serta menyarankan pertemuan lanjutan di Malang untuk mempresentasikan hasil-hasil riset dari diaspora.

Devi dari IDN Global menyampaikan pertanyaan tentang akses terhadap data penelitian pemerintah, terutama bagi mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh studi di luar negeri. Budi Prawara menanggapi bahwa meskipun beberapa data masih berada di bawah kewenangan kementerian terkait, BRIN dapat memfasilitasi akses terhadap data yang telah dibuka melalui sistem mereka.

Salah satu poin menarik dari pertemuan ini adalah usulan dari Evi Siregar mengenai penyusunan buku kolaboratif yang membahas reformasi kebijakan pendidikan tinggi di Asia Tenggara, sebagai bentuk kontribusi ilmiah diaspora terhadap pengembangan pendidikan nasional.

Menjelang akhir diskusi, Anto Satriyo Nugroho juga turut bergabung dalam percakapan singkat, menandai keterlibatan lebih luas dari berbagai tokoh di BRIN.

Pertemuan ditutup dengan kesepakatan untuk saling bertukar informasi kontak, melanjutkan komunikasi intensif, serta menjadwalkan kegiatan tindak lanjut, termasuk webinar tematik dan kolaborasi proyek lintas bidang.

 

Zuhal Azzamul A’la

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *