Jakarta, (26/04/2025) — Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPI Dunia) berkolaborasi dengan Indonesia Carbon Trade Association Youth (IDCTA Youth) sukses menggelar webinar bertajuk “Carbon Market 101: Innovating for Impact Digital Solutions for Carbon Reduction & Co-benefits”. Diselenggarakan secara daring pada 26 April 2025 pukul 19.00–20.30 WIB, acara ini berhasil menarik lebih dari 100 peserta dari berbagai institusi akademik, komunitas lingkungan, organisasi kepemudaan, dan profesional muda, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh pentingnya meningkatkan keterlibatan generasi muda dalam pasar karbon Indonesia. Sejak diluncurkan pada September 2023, bursa karbon nasional yang dikelola PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui platform IDXCarbon telah mencatatkan nilai transaksi hingga puluhan triliun rupiah dan volume lebih dari 1 juta ton CO₂e hingga April 2025. Namun, partisipasi generasi muda dalam perdagangan karbon masih tergolong rendah.
Webinar ini menghadirkan Cintya Djayaputra, BA., sebagai pembicara utama. Cintya merupakan Direktur Eksekutif IDCTA Youth sekaligus Konsultan Keberlanjutan di Turner & Townsend UK. Dalam paparannya, ia menjelaskan secara komprehensif mengenai dasar-dasar pasar karbon, mekanisme perdagangan karbon, peluang digitalisasi untuk pelacakan emisi, serta bagaimana generasi muda bisa berkontribusi dalam mengembangkan solusi inovatif untuk pengurangan karbon. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya integrasi antara literasi karbon, teknologi, dan aksi kolektif lintas generasi.
Acara dipandu oleh Naufal, S.Hut. M.Hut., mahasiswa program doktoral di University of Leeds, Inggris, yang bertugas sebagai moderator, serta Ghita Firsty Virginia, S.Hut. M.Sc., mahasiswa doktoral di Warsaw University of Life Sciences, Polandia, sebagai MC. Keduanya menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyambut dan mengarahkan diskusi, menciptakan suasana yang interaktif dan menggugah partisipasi peserta.
Dalam sesi sambutan, Muhammad Abyan Aushaf, Wakil Koordinator PPI Dunia yang baru saja menyelesaikan studinya di Wageningen University, Belanda, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan peran aktif generasi muda dalam menghadapi krisis iklim. Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjadikan pendidikan karbon sebagai bagian dari gerakan perubahan di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia.
Ketua pelaksana kegiatan, Nugraha Akbar Nurrochmat, mahasiswa S3 di Warsaw University of Life Sciences, menyatakan bahwa webinar ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan pasar karbon kepada generasi muda. Ia berharap kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga mampu memantik aksi nyata dari anak-anak muda dalam mengembangkan inovasi karbon dan solusi hijau lainnya.
Di akhir acara, Cintya Djayaputra memperkenalkan sebuah inisiatif menarik bernama Carbon Youth Challenge, sebuah kompetisi nasional yang membuka ruang bagi generasi muda untuk mengembangkan ide-ide inovatif di bidang karbon. Program ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan bimbingan dari para ahli, berkolaborasi lintas disiplin, serta memenangkan hadiah menarik. Final kompetisi direncanakan akan diselenggarakan secara langsung di Bali, sebagai bentuk dukungan terhadap diplomasi iklim Indonesia.
Melalui webinar ini, para peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang aktif dalam mendorong pengembangan pasar karbon domestik (IDXCarbon) dan sekaligus membuka peluang keterlibatan di pasar karbon internasional. Literasi karbon bukan hanya tentang memahami angka dan skema perdagangan, tetapi juga tentang menyadari bahwa masa depan hijau Indonesia dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara kolektif, terarah, dan berkelanjutan oleh generasi muda hari ini.
Muhammad Rifqi Taqiyuddin