JOMBANG, Lintaspena.id – Kandang ayam diduga milik oknum anggota polisi yang berlokasi di Desa Kalangsemanding, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang dikeluhkan warga.
Sebab, kandang itu diduga menjadi biang kerok munculnya populasi lalat yang mewabah di lingkungan sekitar.
Protes bukan berarti tidak dilakukan oleh warga, sejak beberapa pekan silam warga mengadukan hal itu ke pemerintah Desa setempat. Namun, hingga hari ini wabah lalat masih menyerbu pemukiman. Warga menyebut pemilik kandang merupakan kerabat kelapa desa.
Pantauan di lokasi, kandang itu berada di area persawahan Desa Kalangsemanding, lokasinya sekitar kurang dari 300 meter dari pemukiman warga.
Warga yang paling merasa dirugikan adalah pemilik warung dan penjual makanan. Sebab, adanya populasi lalat yang membeludak mengakibatkan pembeli jijik untuk singgah.
Seperti yang diungkapkan oleh Sunoto (67), ia bersama isterinya memiliki usaha warkop. Warungnya yang kecil hanya berjarak kurang dari 500 meter dari kandang.
Saat musim panen tiba, Sunoto bersama isterinya hanya bisa pasrah ketika populasi lalat menyerbu warungnya.
“Sudah berhari-hari, di warung gini sangat mengganggu,” kata Noto saat ditemui di warung itu, Senin (17/3/2025).
Penjual kopi lansia tersebut lantas berusaha mengurai masalah. Apa yang sebenarnya menjadi sebab membeludaknya wabah hewan menjijikkan ini.
Menurutnya, lalat menyerbu pemukiman warga disebabkan pada usai panen pemilik kandang ayam tidak melakukan penyemprotan disinfektan anti lalat. Sehingga populasi lalat meningkat hingga menyerbu pemukiman.
“Kami minta solusi, tiap panen ya harus disemprot biar tidak merugikan warga,” tutupnya.
Warga lain Anik (46) memberikan pengakuan mengejutkan. Dampak yang dirasakan warga tiap hari diserbu lalat ternyata tidak pernah merasakan kompensasi.
Ia mengaku tidak pernah mendapat pemberian dari pengusaha ayam sama sekali.
“Saya tidak pernah, gak tau kalau yang dekat-dekat. Rumah saya sekitar 1 kilo meter,” kata dia.
Warga benar-benar merasa diracuni oleh usaha ternak ayam yang abaikan keramahan lingkungan. Saat ini yang mereka inginkan bukan kompensasi, bukan juga soal pemberian apapun. Mereka hanya ingin hidup sehat tanpa diganggu dengan lalat yang membawa bakteri.
“Kami hanya ingin solusi, semoga segera bisa diatasi,” tandasnya.
Saat dikonfirmasi di lokasi usahanya, pemilik kandang ayam Imron tidak berada di lokasi.
Dihubungi melalui sambungan seluler, Imron berjanji akan segera mencari solusi atas keluhan warga.
“Sementara proses menunggu waktu, ada juga warga yang protes ke balai desa, kita langsung upayakan secepatnya,” kata Imron.