Lintaspena.id – Gaziantep – (4/11/2024) Kabar gembira kembali datang dari diaspora Indonesia di Turki. Dalam Uluslararası Öğrenci Bilimler Kongresi (International Student Science Congress) ke-8 di Gaziantep, Turki, yang digelar oleh Presidency For Turks Abroad and Related Communities, Türkiye Scholarships Burslari, dan İstanbul Bilimler Akademisi, bekerja sama dengan berbagai universitas di Gaziantep dan Pemerintah Daerah Gaziantep pada 31 Oktober-3 November 2024.
Dua mahasiswa asal Indonesia sukses membawa pulang peringkat satu paper terbaik dari bidang ilmu kesehatan dan ilmu sosial. Keduanya adalah Aida Nurul Barokah, mahasiswi S-3 Kedokteran Translasi di Ankara Yildirim Beyazit Üniversitesi; dan Zulmi Ramdani, mahasiswa S-3 Psikologi di Bursa Uludağ Üniversitesi.
“Pada kongres mahasiswa ke-8 itu kami mempresentasikan penelitian masing-masing terkait apa yang telah kami tulis di artikel. Ada beberapa bidang termasuk ilmu kesehatan, ilmu sosial,
MIPA dan teknik, dan topik khusus. Pada masing-masing bidang ini diambil tiga artikel terbaik, alhamdulilah saya menduduki posisi pertama di bidang ilmu kesehatan,” ujar Aida Nurul Barokah dalam suatu sesi wawancara singkat, Rabu (6/11/2024).
Adapun topik yang diangkat dalam artikelnya berjudul “Postnatal Dönemde Anne Ayrılığının Uzun Vadeli Sinirsel Etkileri: Hipokampus ve Kanda AMPA Reseptör Genlerin mRNA İfadesindeki Değişimler” (Perubahan Ekspresi mRNA Gen Reseptor AMPA pada jaringan Hipokampus dan Darah Mencit: Efek Neurologis jangka panjang dari pemisahan induk pasca kelahiran) yang ditulis dalam bahasa Turki. Mahasiswi Kedokteran Translasi itu melakukan penelitian awal menggunakan mencit sebelum dikembangkan pada populasi rentan di lokasi pengungsian.
Di sisi lain, Zulmi Ramdani, yang juga menjadi peringkat pertama best paper pada kongres internasional ke-8 dalam bidang ilmu sosial, mengangkat isu yang berakar dari pengalaman pribadinya dan banyak pelajar internasional di Turki. Isu tersebut berupa instrumen psikologi yang dapat mengukur ketahanan psikologis pelajar selama menempuh pembelajaran bahasa Turki di TÖMER. Dalam penelitiannya, instrumen buatannya telah diujikan pada sekitar 450 responden pelajar internasional yang ada di seluruh Turki dengan bantuan sekitar 20-30 lembaga bahasa TÖMER.
“Saya membuat papernya dalam bahasa Inggris, karena di kongres itu diperbolehkan antara dua bahasa yakni bahasa Turki atau bahasa Inggris. Sebab banyak sekali perwakilan dari berbagai negara, Indonesia juga cukup banyak sekitar 10 orang kalau tidak salah (hadir dan membacarkan paper mereka dalam kongres). Ada pula teman-teman dari Thailand, Kazakhstan, Azerbaijan, Pakistan, Bangladesh, dan masih banyak lagi,” ucap Zulmi.
Motivasi besar yang didorong oleh pengalaman pribadi itu membuat dirinya menyadari bahwa kesulitan yang dialami tidak dapat diidentifikasi secara langsung baik itu oleh pribadi maupun institusi. Hal tersebut bisa saja menjadi bumerang bagi orang yang bersangkutan untuk semakin kesulitan dalam melakukan pembelajaran. Sebaliknya, jika telah mengetahui kesulitan tersebut melalui alat ukur psikologi yang dirancang olehnya, diharapkan dapat membuat pelajar memahami intervensi yang tepat dari instansi belajar TÖMER.
“Setiap tahun itu saya punya target untuk ikut konferensi internasional, dan itu di luar ekspektasi bisa menjadi juara pertama yang harus kita syukuri dan jadikan batu loncatan supaya jadi lebih baik lagi. Kemenangan itu pun hasil kolaborasi berbagai pihak, saya jadi tertantang untuk lebih mendalam lagi mengenai penelitian. Menulis, penelitian, dan publikasi itu salah satu passion saya. Pesan saya (kepada pelajar Indonesia), temukanlah passion kalian dan optimalkan.
Tuangkan ke wadah yang relevan sehingga bisa linear dengan yang diinginkan,” kata dia. Aida ikut membagikan sejumlah tips-nya bagi pelajar Indonesia yang berencana mengikuti kongres internasional. Antara lain perihal kelengkapan dari penelitian yang betul-betul komprehensif dan bisa dipertanggungjawabkan tanpa melakukan klaim berlebihan, penggunaan bahasa asing dengan tatanan bahasa yang baik dan benar, disiplin dengan mengindahkan peraturan yang ditetapkan pihak panitia, serta mempersiapkan penelitian dari beberapa bulan sebelumnya.
Ferinda Khairunissa Fachri