Jombang, Lintaspena.id _ Madrasah Tsanawiyah (MTS) Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng Jombang menggelar peringatan Isra Mi’raj pada tanggal 28 Januari 2025 di Aula Pusat Madrasatul Qur’an Tebuireng. Kegiatan ini bertujuan untuk mereaktualisasi nilai-nilai doa khusyuk dalam meningkatkan karakter siswa.
Kepala Madrasah MTS MQ Tebuireng Jombang, Fuad Taufiq, menyampaikan bahwa penguatan agama Islam dapat dilakukan melalui doa. Sholat merupakan tiang agama, dan jika tiang tersebut tidak ditegakkan dengan kokoh, maka bangunan agama akan roboh. “Ini memberikan pentingnya pentingnya melaksanakan shalat lima waktu. Umat Islam tidak boleh meninggalkan shalat karena banyaknya keutamaan dan hikmah yang terkandung di dalamnya,” jelasnya.
Edi Mustofa, M.Ht.I, seorang alumni Madrasatul Qur’an tahun 1992 yang kini menetap di Yogyakarta, bertindak sebagai pemateri dalam kegiatan ini. Menurutnya, sholat yang dilakukan dengan baik akan membangun pribadi atau karakter yang baik pula. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al-Ankabut ayat 45 yang artinya: “Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari ( perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain)”.
Edi Mustofa juga menyoroti fenomena masih adanya orang yang sudah sholat namun masih melakukan perbuatan keji dan mungkar. Padahal menurut Allah SWT, semua yang sudah melaksanakan shalat akan baik akhlaknya. Namun kenyataanya, masih ada orang yang tega membully teman, mengolok-olok temanya. Hal ini menjadi pertanyaan yang perlu direfleksikan bersama.
Beliau juga menganalogikan ada seseorang yang melakukan sholat dengan sangat cepat/ terburu-buru karena ingin segera melihat pertandingan sepak bola. Apakah Allah SWT berkenan menerima sholat orang yang ngebuut tersebut, sholat itu tersambungnya komunikasi/bertemunya hamba dengan Tuhannya, jadi harus dilakukan dengan tenang tidak boleh ngebut/cepat. ” Sholat adalah wilayah ketuhanan, sehingga Sholat yang diatur sedemikian rupa sangat ketat. Sholat itu tidak boleh main-main. Bahkan bisa digambarkan bahwa seburuk-buruk mencuri dalam sholatnya, mereka itu adalah orang yang tidak pernah menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Perbuatan tersebut laksana seburuk-buruk pencuri,” paparnya.
Peringatan Isra Mi’raj di MTS MQ Tebuireng Jombang ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi para siswa untuk lebih memahami dan menghayati makna sholat. Dengan doa yang khusyuk, diharapkan karakter siswa dapat meningkat dan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. (Diana)