PPI Dunia: Siapkah Indonesia Menerapkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Foto Dokumentasi seluruh peserta bersama Adhie Marhadi (Koordinator PPI Dunia 2024-2025) , Mutiara Arsya Vidianggar W. (Awardee Ajinomoto Scholarship di Kagawa Nutrition University) , Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH., Ph.D., (Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi & Kesehatan Populasi FK-KMK UGM) (01/03/2025)

PPI DUNIA, Lintaspena.id (01/03/2025) – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI Dunia) sukses selenggarakan webinar bertajuk “Siapkah Indonesia Menerapkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)?” pada Sabtu, 1 Maret 2025. Acara yang diadakan secara daring ini dihadiri oleh 88 peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, serta praktisi kesehatan. Webinar ini menjadi wadah diskusi mengenai kesiapan Indonesia dalam mengimplementasikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna mengatasi permasalahan gizi buruk di Tanah Air.

Webinar ini dihadiri oleh Koordinator PPI Dunia 2024—2025 Adhie Marhadi, Dosen Departemen Biostatistik, Epidemiologi & Kesehatan Populasi FK-KMK UGM Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., M.P.H., Ph.D., dan Awardee Ajinomoto Scholarship Kagawa Nutrition University, Mutiara Arsya Vidianggar W.

Koordinator PPI Dunia, Adhie Marhadi menegaskan pentingnya kolaborasi antara pelajar Indonesia di luar negeri dengan masyarakat dalam negeri. “Program MBG adalah langkah strategis untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Pelajar Indonesia di luar negeri dapat berkontribusi melalui pengetahuan dan pengalaman internasional yang dimiliki,” ujar Adhie dalam sambutannya.

Digna Niken Purwaningrum, S.Gz., MPH., Ph.D., membahas inklusivitas dan kesiapan implementasi Program MBG di Indonesia. “Program MBG harus inklusif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk daerah terpencil, guna mengurangi angka gizi buruk secara signifikan,” papar dosen sekaligus Peneliti di Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM itu.

Melihat dari program serupa yang diadakan di Jepang, Mutiara Arsya Vidianggar W. menekankan bahwa keberhasilan program serupa di Jepang dapat menjadi referensi bagi Indonesia, dengan fokus pada kualitas makanan bergizi dan distribusi yang merata.

Acara ini dimoderatori oleh Arie Dwi Alristina, Dosen Program Studi Gizi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya, yang menutup sesi dengan optimisme mengenai kebijakan kesehatan di Indonesia. “Keberhasilan Program MBG di Indonesia membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi. Kita harus bersinergi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat,” tutup Arie.

Webinar ini menjadi momentum penting dalam membahas tantangan serta peluang implementasi Program MBG di Indonesia. Beberapa poin utama yang dihasilkan dari diskusi ini antara lain:

  • Kebutuhan akan kebijakan nasional yang komprehensif guna memastikan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan Program MBG.
  • Standarisasi operasional, termasuk pengadaan, penyimpanan makanan, dan penerapan sistem keamanan pangan berbasis Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).
  • Pemetaan pemangku kepentingan untuk meningkatkan koordinasi antara kementerian dan lembaga terkait.
  • Integrasi pendidikan gizi dalam kurikulum sekolah, untuk meningkatkan kesadaran dan kebiasaan makan sehat sejak dini.

Sebagai tindak lanjut, PPI Dunia berencana untuk mengadakan webinar dan diskusi lebih lanjut mengenai kebijakan publik di bidang kesehatan. Adhie Marhadi menegaskan bahwa PPI Dunia akan terus mendukung agenda kesehatan pemerintah melalui berbagai inisiatif strategis berbasis penelitian ilmiah.

PPI Dunia berharap kegiatan ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk berkontribusi dalam menciptakan solusi nyata bagi permasalahan gizi di Tanah Air.

 

Editor:

Muhammad Rashief Fawaz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *