Jombang, Lintaspena.com- Menelan dana sebesar Rp.149.448.000 (seratus empat puluh sembilan juta empat ratus empat puluh delapan ribu rupiah), pemeliharaan jalan lingkungan untuk jenis pekerjaan pembangunan jalan Lapen dusun Pekalongan RT.01 / RW.05 desa Tejo kecamatan Mojoagung kabupaten Jombang, patut dipertanyakan dari total volume lapen tersebut.
Dari keterangan yang diketahui, volume pekerjaan jalan lapen itu adalah 450m x 3.00m, bersumber dari Dana Desa (DD) tahun anggaran 2023, jumlah total dana yang dikucurkan sebesar itulah membuat Ahli Teknik Bangunan di Jombang angkat bicara, mempertanyakan pada volume aspal lapen itu, menurutnya sangat tak masuk akal. Jum’at (22/9/2023).
“Sudah ada tiga titik pembangunan di desa Tejo yang saya ketahui ternyata harga satuan yang dibuat sangat tinggi sekali, baik dari pekerjaan rabat beton, pekerjaan saluran drainase batu kali, bahkan sekarang ini harga pekerjaan aspal lapen juga sangat tinggi, sebetulnya pihak perencana desa mengacu harga dari mana sih?.” tanya N-A, Ahli Teknik Bangunan kepada tim media.
Publik ataupun masyarakat sekarang sudah pada tau, kalau pekerjaan aspal lapen sangat rawan untuk dimanipulasi terkait jumlah aspal dalam satuan drum kebanyakan dikurangi, dan lagi mesti dikerjakan oleh orang pada bidangnya. “Sebab tidak mungkin warga desa Tejo yang mengerjakan sesuai aturan kalau Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat. Karena pekerjaan itu butuh tenaga khusus.” jelasnya.
Yang menjadikan bahan pertanyaan pembangunan jalan Lapen itu, sambung penjelasannya, lagi – lagi seperti pembangunan lainnya, dari total dana yang dikucurkan dirasa tak sesuai dengan volume yang sudah dilaksanakan. “Volume aspal lapen dusun pekalongan yaitu 450m x 3.00m = 1.350 m2. Jika dirinci secara detail perhitungannya adalah sebagai berikut : jumlah dana Rp.149.448.00 dibagi volume 1.350 m2 = Rp. 110.702 per m2. urainya.
Sedangkan jika kita mengacu pada analisa K.618 tahun 2023, disitu diketahui jika harga satuan pekerjaan lapisan penetrasi (lapen) menggunakan buruh, harga satuannya yaitu Rp.96.832 per m2, dari dasar perhitungan itu bahwa aspal lapen diduga harga satuan aspal tak sesuai acuan. “Dana yang dikucurkan tak sesuai volume pekerjaan, harga satuannya sangat tak masuk akal, selisih yang diketahui hampir mencapai kisaran Rp.110.702 – Rp.96.832 = Rp.13.870 per m2.” rincinya.
Diketahui pada kejanggalan dari selisih harga tersebut jika dijabarkan Rp.13.870 x volume yang dikerjakan 1.350 m2 = ketemu Rp.18.724.500, dari jumlah setidaknya 18 jutaan itulah diduga menjadi keuntungan pribadi oleh beberapa oknum yang terlibat dalam pembangunan jalan Lapen tersebut. “Untuk lebih jelasnya harga satuan aspal lapen bisa dilihat pada analisa K.618, untuk upah mandor harus dihilangkan, karena pekerjaan bersumber dari Dana Desa.” jelasnya.
Lebih detail N-A menjelaskan, yang jadi sorotan selain dari pihak perencanaan desa, bebernya, seperti apa alur verifikasi yang dijalankan. “Apakah perencanaan disetiap desa yang bersumber dari (DD) hanya sampai pendamping kecamatan masing – masing, tidak sampai ke OPD pada bidangnya, atau sampai DPMD Jombang. Diketahui setiap harga satuan seringkali tinggi melebihi harga satuan bahan yang ditetapkan.” tanya N-A, sambil memungkasi keterangannya.
Sementara itu, salah satu warga juga membenarkan, kalau jalan aspal lapen yang ada di dusun Pekalongan itu dikerjakan orang luar. “Ngge leres mas, (iya betul mas) yang mengerjakan aspal bukan orang sini, tapi Ndak tau orang dari mana, jika dilihat sistem kerjanya, sepertinya para pekerja sudah terbiasa melaksanakan aspal.” ujar warga ketika dimintai keterangan tim media. Jum’at (21/9/2023).
Ditanya, apakah tau pada saat proses melakukan taburan material kerikil pecah mesin dan hamparan aspal cair sangat tebal, warga mengatakan kalau dirinya tidak paham. “Wah kalau terkait hal itu sangat tidak begitu mengerti mas, tetapi pada proses pekerjaan saya tau kalau kiciran aspal cairnya tidak begitu banyak kok.” paparnya.
Sementara itu, dihari sebelumnya tim media pernah melakukan konfirmasi kepada Kepala Desa (Kades) Tejo Ponedi ketika ditemui dikantor kecamatan Mojoagung seusai rapat, bahwa dirinya membenarkan kalau pekerjaan jalan lapen itu memang dikerjakan orang luar. “Ngge betul mas, lapen itu dikerjakan orang luar, sebab pekerjaan itu jika tidak dilaksanakan pada ahlinya, saya yakin jalan itu pasti tidak jadi.” kata Kades.
Disinggung, siapa yang mengerjakan jalan lapen tersebut, namun kades enggan memberikan keterangan siapa orang yang melaksanakan jalan tersebut. Hingga berita ini ditayangkan, tim media terus berupaya mencari kejelasan kepada perencana desa atas dugaan harga aspal yang dipakai diduga sangat tinggi. (Mac/tim).