Lintaspena.id – Merawat dan mendampingi anak hiperaktif memang membutuhkan kesabaran serta tenaga ekstra. Agar anak hiperaktif bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, orang tua perlu memahami perilaku mereka dan cara mengasuhnya.
Selalu aktif dan energik merupakan hal yang umum terlihat pada anak, terutama pada masa prasekolah.
Namun, Anda patut waspada bila perilaku aktifnya justru membuat mereka kesulitan untuk menjalani aktivitas sehari-hari atau bahkan menyebabkan gangguan interaksi dengan teman sebayanya. Kondisi ini bisa jadi merupakan gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Kategori Anak Hiperaktif atau ADHD
Perilaku anak hiperaktif atau anak dengan ADHD dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kurang memperhatikan (inatensi) dan tidak bisa diam atau hiperaktif-impulsif.
Anak hiperaktif dengan kategori inatensi memiliki gejala sebagai berikut:
Mudah teralihkan dan memiliki perhatian yang pendek.
Seringkali ceroboh dalam mengerjakan sesuatu
Mudah lupa atau kehilangan sesuatu
Selalu tidak tepat dalam menjalankan sebuah instruksi
Sulit mengikuti aktivitas yang menghabiskan terlalu banyak waktu
Kesulitan dalam mengatur tugas
Sementara itu, anak hiperaktif dengan kategori hiperaktif-impulsif memiliki gejala berikut ini:
Tidak bisa duduk diam, terutama dalam lingkungan yang tenang
Selalu merasa gelisah
Sulit berkonsentrasi saat mengerjakan tugas
Suka menggerakkan tubuhnya secara berlebihan
Sering atau banyak berbicara
Tidak bisa menunggu giliran
Sering bertindak tanpa berpikir
Tidak memiliki rasa takut
Anak dengan ADHD bisa lebih dominan ke salah satu kategori tersebut dan bisa juga kombinasi keduanya. Beberapa gejala di atas dapat menyebabkan masalah yang signifikan dalam kehidupan anak, seperti prestasi yang rendah di sekolah, interaksi sosial yang buruk, serta tingkat disiplin yang rendah.
Cara Mendampingi Anak Hiperaktif
Tidak ada obat yang dapat menyembuhkan anak hiperaktif. Namun, kondisi ini dapat dikelola melalui dukungan dan pendidikan yang tepat untuk orang tua dan anak. Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat untuk mengontrol gejala ADHD yang muncul dan menganjurkan terapi.
Jika Anda memiliki anak hiperaktif, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengontrol perilaku anak:
1. Membangun kehidupan anak yang terorganisir dan terstruktur
Bantulah anak Anda dalam mengelola kehidupannya, seperti mengatur waktu beraktivitas atau menjaga lingkungannya tetap rapi.
Berikan pula instruksi yang terstruktur, singkat, dan spesifik. Contohnya,”Tolong bantu Ibu menaruh mainan di kotak mainan dan mengembalikan buku ke rak.”, lalu berikan anak pujian jika ia melakukannya dengan benar.
2. Menciptakan waktu tidur yang teratur
ADHD dapat menyebabkan masalah tidur yang membuat gejalanya semakin parah. Ciptakan waktu tidur anak yang baik dengan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya.
Hindari bermain komputer, video game, atau menonton TV sebelum tidur karena dapat mengganggu waktu istirahatnya.
3. Menerapkan disiplin positif pada anak
Terapkanlah disiplin yang tegas dengan penuh kasih sayang. Anda dapat melakukannya dengan cara menghargai perilaku baik yang anak lakukan dan mencegah perilaku negatif yang berada di luar kendali.
Jangan hanya mengucapkan terima kasih ketika ia membantu Anda, tapi singgung pula usaha yang ia lakukan. Misalnya, “Terima kasih sudah membantu ibu mencuci piring.” Dengan cara ini, anak menjadi tahu tindakan apa saja yang tergolong baik.
4. Menghabiskan waktu bersama anak
Luangkan waktu Anda setiap harinya untuk sekadar berbincang dan beraktivitas bersama anak. Berikan anak Anda perhatian penuh dan pujilah perilaku positif yang ia lakukan.
Anda juga dapat menghabiskan waktu bersama anak Anda dengan melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan keliling komplek atau berolahraga. Namun, pastikan ia tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat saat dekat dengan waktu tidurnya.
5. Membina hubungan keluarga yang sehat
Hubungan antara semua anggota keluarga berperan besar dalam mengelola atau mengubah perilaku anak hiperaktif. Pasangan suami-istri dengan ikatan yang kuat sering kali merasa lebih mudah menghadapi tantangan menjadi orang tua.
Upayakan untuk menjalin komunikasi yang sehat dengan anak Anda. Jika ia mengajak Anda bicara, tanggapi dengan tenang dan sabar.
Cara Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak Hiperaktif
Anak hiperaktif lebih sulit berkonsentrasi dan beradaptasi di kelas dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Kondisi ini bisa berdampak negatif pada perkembangan akademis dan rasa percaya diri mereka.
Meski begitu, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk membantu perkembangan akademis anak Anda, antara lain:
Beritahu pihak sekolah terkait kebutuhan khusus anak agar guru dapat menentukan metode belajar yang tepat.
Usahakan untuk selalu berdiskusi dengan guru yang mengajar anak di sekolah.
Bantulah anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau proyek dari sekolah lainnya.
Bantulah anak dalam mengembangkan kelebihan dan kepercayaan dirinya. Fasilitasi anak dengan barang-barang yang ia butuhkan untuk mendukung bakatnya.
Sekolahkan anak di sekolah berkebutuhan khusus guna membantu anak hiperaktif mengatasi kesulitan belajar.
Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan homeschooling untuk anak ADHD. Metode pembelajaran ini menekankan hal-hal dasar yang dapat mendukung tumbuh kembang anak hiperaktif, seperti menciptakan rutinitas, mengelola kecemasan, dan meningkatkan komunikasi.
Homeschooling tentunya bisa memberikan Anda lebih banyak waktu untuk menghabiskan waktu bersama anak dan membantunya mengembangkan minat, bakat, serta rasa percaya diri.
Dukungan penuh dari orang tua, tenaga pengajar, dan orang-orang di sekitarnya sangatlah penting untuk tumbuh kembang anak hiperaktif. Bawalah ia ke dokter secara berkala untuk memastikan perkembangannya. Anda juga bisa meminta bantuan terapis profesional untuk memberikan pelatihan atau bimbingan khusus.
Editor: Kays
Sumber by Alodokter